SEPUTAR JAMAAH TABLIGH

kisah sahabat ra.
Seputar Jamaah tabligh

Kisah sahabat Mus’ab Bin Umair ra. Dalam Bertabligh

Sebelum masuk Islam Mus’ab bin Umair ra. Adalah seorang bangsawan, dia adalah pemuda terkaya di antara rekan-rekanya. Pada masa mudanya, ia menjalani kehidupan dengan penuh kesenangan dan kemewahan. Ayahnya membelikannya pakaian seharga ratusan dirham. Pada permulaan islam ia masuk Islam dengan diam-diam. Hingga beberapa lama kemudian, seseorang mengadukan kepada keluarganya bahwa ia telah masuk islam, sehingga keluarganya marah dan mengikatnya selama beberapa hari. Ketika ada kesempatan, ia melarikan diri dan ikut berhijrah ke Habasyah bersama kaum muslimin. Lalu ia kembali ke Madinah, dan mulai hidup dalam keadaan zuhud dan fakir.

Keadaanya benar-benar memprihatinkan. Ketika Rasulullah saw. Sedang duduk-duduk, lewatlah Mus’ab bin Umair ra. Di tubuhnya hanya melekat sehelai kain lusuh penuh tambalan, yang salah satu tambalanya dari kulit. Melihat hal ini, terbayang oleh Rasulullah saw. Bagaimana keadaan Mus’ab ra. Sebelum masuk Islam, sehingga Nabi saw meneteskan air mata.

Mus’ab juga terdaftar sebagai salah satu dari 70 sahabat ra. yang syahid di medan Uhud. (banyaknya para sahabat yang gugur di medan Uhud ini di sebabkan kelalaian para sahabat ra. pada pesan Nabi untuk tetap waspada di tempat masing-masing). Saat akan di kebumikan di tubuhnya hanya melekat sehelai kain yang tak cukup untuk mengkafaninya, lalu Nabi saw. bersabda agar menutupkan kain itu ke kepalanya dan menutupi kakinya dengan daun-daun Adkhar.

Pada masa kehidupanya, Rasulullah saw. pernah mengirimnya bersama sekelompok orang-orang Madinah yang pertama memeluk islam di lembah Mina untuk mengajarkan agama. Mereka adalah orang-orang yang selalu sibuk dengan ta’lim dan tabligh di Madinah. Mereka mengajarkan Al-Quran dan masalah agama kepada orang lain.

Mereka tinggal di tempat as’ad bin Zurarah, yang terkenal dengan sebutan ‘Muqri (pengajar agama atau ustadz). Sa’ad bin Mu’adz ra. Dan Usaid bin Hujair ra. Adalah kepala suku di tempat itu. Mereka mencurigai kegiatan para sahabat tersebut. Sa’ad berkata kepada Usaid, "Temiulah As’ad dan katakan kepadanya bahwa saya telah mendengar bahwa kamu telah berkawan dengan musuh dan telah membuat orang-orang lemah menjadi bodoh serta menyesatkan mereka." Maka Usaid menjumpai As’ad dan menegurnya dengan keras. As’ad berkata , "Dengarlah dulu apa yang ia ucapkan. Jika kamu menyukainya, maka terimalah, dan jika kamu tidak menyukainya, janganlah kamu terima." Usaid menjawab, "ini usul yang bagus." Ia pun mendengarkan, kemudian Mus’ab bin Umair menceritakan tentang kebaikan Islam dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Usaid berkata, "Alangkah baiknya kata-kata ini, tidak ada yang lebih baik darinya. Bagaimanakah caranya jika ada orang yang ingin masuk ke dalam agamamu?" Para sahabat menjawab, "Hendaklah engkau mandi dan berpakaianlah dengan pakaian yang suci, lalu bacalah kalimat syahadat." Usaid melaksanakan itu semua dan jadilah ia seorang Muslim.

Kemudian ia pergi menjumpai Sa’ad dan menyampaikan ucapan yang sama kepadanya sehingga terjadilah pembicaraan di antara keduanya. Akhirnya, Sa’ad bin Mu’adz pun memeluk Islam. Lalu ia pergi menjumpai kaumnya, yaitu bani ashal. Ia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, bagaimanakah pendapatmu tentang diriku?" Kaumnya menjawab, "Engkau adalah orang yang paling mulia dan paling baik di antara kami." Sa’ad ra. Berkata , "Jika demikian haram bagiku untuk berbicara dengan laki-laki ataupun wanita di antara kalian sebelum kalian memeluk Islam dan beriman kepada Rasulullah saw,." Atas ucapan itu, seluruh Bani ashal, baik laki-laki ataupun wanitanya memeluk Islam sehingga Mus’ab bin Umair ra. Sibuk mengajar mereka.

Faedah:

Demikianlah kebiasaan para sahabat ra. pada umumnya. Jika mereka telah memeluk Islam, mereka langsung menjadi mubaligh untuk selamanya. Hal apapun mengenai agama yang telah sampai kepada mereka langsung di sampaikan kepada orang lain adalah pekerjaan tetap mereka selamanya, tanpa menghalangi mereka dari bertani, berdagang ataupun pekerjaan-pekerjaan lainya.

Enter supporting content here